27 October 2008

@#$%^&

Setiap hari saya selalu berpikir tentang betapa beruntungnya menjadi dia. Pikiran itu terus berputar-putar di kepala saya seperti pusaran air yang begitu deras dan menghanyutkan. Saya sering bertanya-tanya kebaikan apakah yang pernah dia lakukan sehingga dia mendapatkan karma seindah itu. Apakah kita tidak akan baghagia jika kita hidup bersama orang yang sungguh mencintai kita meskipun dengan perbedaan prinsip yang begitu terasa. Atau diperjuangkan oleh seseorang yang jelas2 demi memperjuangkan kita dia melawan prinsip dasar yang dia punya ? Itulah arti cinta yang sesungguhnya. Romantis yang sebenarnya. Romantis yang bukan picisan.

Sedangkan saya di sini? Sungguh, bukannya saya tidak bersyukur. Tapi sulit sekali bagi saya untuk meninggalkan semua ini, terutama meninggalkan dia. Segalanya mencengkeram saya seperti sesak nafas yang datang menghimpit kita. Sungguh, betapa ingin saya meninggalkan dia. Untuk apa menjalani sesuatu di mana kepercayaan sudah pergi jauh. Ketika semuanya hanyalah tinggal tentang "aku dan hidupku". Saya ingin meninggalkannya dan mulai dari awal lagi. Saya sudah mulai lelah dan tidak tahan.

Sekarang, saya hanya ingin merasakan romantis yang sesungguhnya. Merasa dicintai lebih dari mencintai. Merasa dimiliki lebih dari memiliki. Saya sedang serakah. Saya ingin semuanya untuk saya. Termasuk dia yang telah termiliki. Tunggu, saya tidak ingin semua. Saya hanya ingin segalanya kecuali apa yang saya miliki sekarang.

1 comment:

Anonymous said...

(aku bar ngisi komen dowo banget kok ilang sih :( )

sabar yo nduk...ikhtiar...jangan melihat ke orang lain terus...bersabarlah, dan coba syukuri sekecil apapun nikmat dari-Nya.

memang sulit, akupun jg merasakan kesulitannya, tapi aku terus coba. mungkin apa yg udah kita raih jg membuat iri org lain, termasuk romantismemu dan dia...kekeke...

aku yo iri karo kow nduk, iso mlebu BNI, aku sih tetep ning keneeeeee ae...hahaa...(just example)

keep smiling and thanking ;)